Senin, 23 Mei 2011

Hasil FGD Guru SD

Dua bulan yang lalu tim media literasi psikologi undip melakukan need asesmen ke beberapa SD disekitaran kampus undip. Salah satu metode asesmen yang kami gunakan adalah FGD dengan perwakilan guru-guru SD dari masing-masing sekolah. Berdasarkan hasil diskusi bersama guru SD, pada umumnya media dipahami sebagai alat untuk membantu pembelajaran. Media merupakan benda tidak bergerak yang bisa menimbulkan efek positif maupun negatif, tergantung dari pemakaian seorang. Guru mengakui bahwa media bukan lagi barang mewah. Kini media telah erat dalam kehidupan anak, bahkan melekat di keseharian mereka. terdapat media cetak dan media elektronik, para guru mengatakan media elektronik jauh lebih erat di kehidupan anak. hal Berikut adalah media yang menurut guru SD paling sering dikonsumsi anak: 
  1. TV 
  2. Game online 
  3. Playstation 
  4. Internet 
  5. Handphone 
  6. Komputer/Laptop 
  7. Game tendo 
Anak biasa mengonsumsi media sepulang sekolah, umumnya mereka menonton tv sampai malam. Hal ini biasa dilakukan pada hari sekolah. Menurut penuturan dari beberapa guru anak akan lebih leluasa menggunakan media pada hari libur, khususnya untuk menonton TV dan main game satu hari non-stop. Para guru cenderung tidak mengetahui aktivitas anak di luar sekolah dan rumah. Guru yakin anak telah mengonsumsi internet, playstation, dan game online, namun guru sendiri tidak mengetahui konten yang dikonsumsi anak. Di sisi lain, penggunaan handphone hanya sebatas pada anak dalam kategori menengah ke atas. Di SD Pedalangan 2, terdapat peraturan yang melarang anak membawa handphone. Namun demikian, beberapa anak sering melanggar peraturan. Pernah terjadi kasus penyalahgunaan handphone di kelas 5 untuk tindak asusila, yakni melihat tayangan pornografi. Hal ini sangat disayangkan terjadi pada siswa SD yang notabene sebagai generasi bangsa yang seharusnya mengenyam pendidikan dengan akhlak berkualitas. 

Sumber informasi penggunaan media pada anak sebagian besar dari teman, selain itu dari informasi yang berkembang di masyarakat, serta proses belajar otodidak. Hanya sedikit anak yang mengetahui media dari saudara, bahkan tidak ada guru yang mengatakan sumber informasi yang berasal dari orang tua atau keluarga. 

Para guru cenderung kurang mengawasi aktivitas anak dalam mengonsumsi media. Mereka cenderung membatasi peran di lingkungan sekolah saja. Pendidikan media pun belum disampaikan dengan baik, baru sebatas nasihat atau perkataan biasa. Materi tentang media yang tercakup dalam sub materi globalisasi sudah diberikan di kelas 4, 5, dan 6, sehingga pendidikan media menjadi satu dalam materi tersebut. Sebagian besar guru SD belum mengetahui konsep literasi media, sehingga penyampaian pendidikan media pada anak pun hanya dilaksanakan apa adanya. Mereka menghendaki adanya kerjasama berbagai pihak, yaitu sekolah, keluarga, dan pemerintah. Guru juga menekankan pentingnya pendidikan moral dan agama untuk membentengi anak dari gencaran media yang tidak bertanggun jawab.

(Reporter: Rini N, Tim Media literasi Psiko Undip)

1 komentar:

  1. Salam kenal
    Tingkatkan pemahaman media dan tingkatkan kreatif, kunjungi http://pcahyono.blogspot.com/

    Salam kreatif...

    BalasHapus